Sunday, February 17, 2013

Too Much Beauty Will Kill You


Obesesi yang menjadi drama kematian paradoks.



PADA 4 Juni 1985, pasangan Reston Macan, keluarga kelas menengah yang tinggal di Jundlai, pinggiran Sao Paulo, Brasil, dikaruniai seorang bayi mungil nan jelita. Ana Carolina Reston Macan datang membawa bakat sebagai model kelas dunia.

Ana Reston mekar di tengah lingkungan sederhana, menjadi perempuan latin cantik. Rupanya si gadis juga menyadari keistimewaan parasnya. Dia berminat untuk menceburkan diri di dunia modeling. Jalannya semakin mulus setelah restu orangtua dia dapat.

Debutnya di dunia modeling berlangsung saat dia baru saja hendak memasuki pintu remaja, pada usia 13 tahun. Langkah awalnya begitu sempurna; Ana menjawarai kontes kecantikan lokal di kota kelahirannya. Gambaran masa depannya kian gamblang.

Langkahnya tambah cemerlang ketika dia menjadi rebutan agensi model kelas wahid, setelah dia memenangi kontes. Agen model ternama seperti Ford, Elite dan L'Equipe, berburu tanda tangannya. Dan dengan dukungan penuh dari kedudukan merek juga finansial sang agen, Ana mulai mendiplomasikan kecantikannya ke seantero jagat. Negara-negara seperti China, Turki, Meksiko, dan Jepang, pernah disambangi oleh kecantikan Reston.

Ana Reston juga sempat merasakan kemewahan muncul dalam iklan bergensi, sebagai brand ambassador Giorgio Armani.

Reston, si perempuan dari keluarga sederhana Brasil itu, mulai menjelma menjadi ratu jagat. Cita-cita yang dipercayainya, kemudian dilakoni dengan tekun, memberi dia banyak keberhasilan dan kesempurnaan duniawi. Yang memicunya untuk terus dan terus melakukan segala hal di dunia yang ditekuninya sesempurna mungkin.
Angan-angan yang bermetamorfosa menjadi obsesi. Agar perwujudan mimpi yang dirintisnya sejak kecil itu tak ambruk di tengah jalan.

                                                                      ***

OBSESI terhadap popularitas membuat Reston harus berlari makin kencang.

Pada bulan Januari 2004, Reston melakukan perjalanan ke Guangzhou, China. Dia hendak mengikuti casting untuk menjadi model sebuah produk kecantikan bergengsi yang baru dirilis. Dia harus bersaing dengan beberapa model top lainnya. Jika dia terpilih, itu akan mengukuhkan posisi dan kecantikannya di hadapan jagat.

Saat proses seleksi itulah Reston menjumpai kendala yang dia rasa bisa mengancam karir dan kehidupannya yang mapan; juri menilainya terlalu gemuk. Kritik pada komposisi fisiknya datang bertubi, dan membuat konfidensi Reston runtuh.

Namun, obsesi Reston pada kehidupan mapan menuntutnya untuk takluk pada regulasi industri kecantikan; dia harus bisa lebih kurus. Harus lebih cantik.

Demi pengakuan dunia. Pengakuan dari industri kecantikan yang mendewakan sampul dan kemasan.
Diet gila pun dilakukannya. Makanan dan minuman yang berpotensi menimbun berat badan, dia ceraikan. Lemak dan karbohidrat diharamkannya. Sementara olahraga gila-gilaan dijadwalkannya secara rutin.

Usaha luar biasa, yang menjurus gila, dia lakukan agar lemak-lemak yang diam di tubuhnya pergi. Agar dia bisa jauh lebih cantik dan dikukuhkan sebagai perempuan tercantik oleh dunia, melalui status sebagai brand ambassador produk kecantikan kelas wahid dari China itu.

Segala daya upayanya berhasil. Berat badannya turun drastis. Dia luar biasa tipis. Untuk usahanya itu, Reston mendapat penghargaan berupa kontrak jangka panjang sebagai duta merek.
Tapi, penghargaan itu pada akhirnya menghadirkan Konsekuensi yang harus diambilnya; Reston harus mempertahankan ketipisan tubuhnya.

Dan, itu berarti, selama masa kontrak, dia "harus" bertalak dengan karbohidrat juga lemak. Tomat dan apel jadi makanan wajib.

Kewajiban kontrak membuat aktivitas dan mobilitas sang mega-model kian tinggi. Loncat dari negara satu ke negara lain. Banyak energi yang harus dia keluarkan. Sementara subsidi makanan penghasil energi, utamanya karbohidrat dan lemak, nihil untuk tubuhnya.

Dan Reston pun harus takluk pada hukum biologis. Dia ambruk. Sang Supermodel kelaparan...

                                                                      ***

RESTON harus menyerah ketika berat badannya hanya tinggal 40 kg, untuk tinggi tubuhnya yang mencapai 1,73 m --atau 5,8 kaki. Dia harus terkulai, dirawat di rumah sakit sejak 25 Oktober 2006, lantaran ginjalnya hancur akibat anoreksia nervosa.

Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai penolakan yang disengaja terhadap makanan. Penolakan itu demi mempertahankan berat badan, gara-gara takut yang berlebihan terhadap peningkatan bobot tubuh, akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif --atau penyimpangan dalam menilai sebuah situasi-- dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal. Pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT. Pada penderita tingkat lanjut, akan terjadi disfungsi hati akut.

Selain AN, ada bulimia nervosa yang juga menggerogoti tubuh Reston.

Bulimia Nervosa adalah kelainan cara makan, terlihat dari kebiasaan makan berlebihan, yang terjadi secara terus menerus. Bulimia sering terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang dengan bulimia nervosa adalah; membuat dirinya muntah --kadang-kadang disebut pembersihan-- puasa, serta penggunaan laksatif, enema, diuretik, dan olahraga yang berlebihan.

Dua komplikasi itu wajar didapat reston, setelah obsesi pada tubuh kurus dikejarnya dengan cara di luar batas kewajaran.

Kondisi Reston kian kritis. Indeks massa tubuh (BMI) perempuan itu hanya 13,4, jauh di bawah nilai indeks 16 --atau angka yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia dianggap sebagai ukuran kekurusan paling parah.

Reston seperti bocah-bocah negara miskin Afrika yang didera wabah kelaparan.

Kondisi Reston lebih serius dan memburuk, menjadi infeksi umum, yang akhirnya menghantarkan perempuan cantik itu ke gerbang pintu kematian, pada 15 November 2006. Ketika usianya masih sangat muda, 21 tahun.

Mati karena kelaparan...

Setelah kematian itu, Miriam, Ibu Reston, pernah mengatakan kepada surat kabar Estado de Sao Paulo, "Saya melihat sesuatu yang salah ketika ia kembali dari China. Dia terlalu kurus. Ketika saya mengatakan kepadanya untuk makan sesuatu, dia berkata: 'Ibu jangan bertarung dengan saya, tidak ada yang salah dengan saya, saya baik-baik saja."

Obsesi membuat Reston menampik segala hal yang dia rasa bertentangan dengan ego dan subjektivitas obsesinya.

Obsesi Reston terhadap kecantikan yang berlebihan. Obsesi terhadap prestise. Obsesi terhadap pengakuan.
Obsesi yang dibentuk oleh industrialisasi. Obsesi yang, menurut Herbert Marcuse, membentuk pribadi-pribadi menjadi manusia satu dimensi. Yang hanya melihat satu hal; industry must go on.

Menumpulkan kemanusiaan dan membunuh cinta, bahkan untuk diri sendiri.

Obsesi yang menjelma menjadi pembunuh Ana Carolina Reston Macan; supermodel yang mati kelaparan ketika sedang menikmati pucuk popularitas.


No comments:

Post a Comment