What The Story Morning Glory

What the story morning glory? 

Bagi saya, sederhana saja; kemenangan AS Roma atas tuan rumah Genoa di Stadion Luigi Ferraris, dalam lanjutan Liga Italia pekan ini, dengan skor 4-2. Yang membuat cerita kemenangan itu menjadi lebih seru adalah; pasukan serigala yang sedang labil di kompetisi berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal dua gol terlebih dulu. Dan memang seharusnya beginilah Romanya Zdenek Zeman, si pemuja permainan sepakbola menyerang.

Kemenangan Roma –tim papan atas “rasa” medioker yang jadi pujaan saya sejak dulu— menjadi cerita penyemangat saya di pembuka pagi ini untuk memulai pekan yang masih harus saya tebak-tebak; beratkah? Ringankah? Terlepas dari itu, satu sikap bijak sepertinya harus saya ambil ketika tidak ingin terjebak dalam keadaan yang bisa menjerembabkan. Sikap itu adalah; nikmati saja semua yang sedang maupun akan berlangsung. Juga yakinlah bahwa keadaan akan membaik.  

Terlena terlalu jauh dalam sebuah suasana membuat kita tidak bisa menikmatinya. Situasi akan menjadi serba salah. Dan kita akan maju-mundur untuk mengambil keputusan. Ujung-ujungnya; stag. Tentu tidak menyenangkan sekali situasi seperti itu.

Nikmatilah saja apa yang ada, tapi berusahalah sembari menikmatinya. Mengutip tagline sebuah produk rokok; “enjoy aja lagi”. Dan Anda akan mendapatkan hasil maksimal dalam situasi seperti itu. 

Seperti ketika AS Roma menikmati permainan di Luigi Ferraris itu, setelah tertinggal oleh gol-gol Jurac Kucka dan Bosko Jankovic. Mereka tetap menikmati permainan. Tetap yakin kemenangan akan dipetik. Menikmati dan memelihara keyakinan sepanjang pertandingan, akhirnya lahirlah rentetan gol dari Francesco Totti, Pablo Osvaldo, dan Eric Lamela. Keadaan berbalik, Roma menang 4-2.

Pertandingan dinihari waktu Indonesia itu benar-benar menghibur. Sekaligus memberi pelajaran, bahwa sepakbola adalah representasi dari kehidupan. Kita bisa saja tertinggal. Tapi, dalam situasi seperti itu, selalu terbuka kesempatan untuk meraih kemenangan.(*)